Cerbung Love at First Sight ~ Part 10

Sudah baca cerpen galau Rasa yang Terpendam karangan admin sebelumnya?

Nah kali ini admin akan lanjut lagi ke cerpen Love at First Sight yang udah kagak tau dimana endingnya. Untuk yang penasaran sama cerpen sebelumnya bisa di klik disini. Happy reading...

Cerbung Love at First Sight ~ Part 10
Cerbung Love at First Sight ~ Part 10

Love at First Sight


“Mau pesen apa?” tanya Revan kearahku setelah berhasil melarikan diri dari adegan drama satu babak yang pemerannya sendiri orang yang baru dikenal, saat ini aku dan Revan berada di kantin sekolah, kebetulan sedang rame karena banyak anak-anak yang sedang menikmati waktu istirahat mereka setelah menyaksikan pertandingan persahabatan tadi. Meskipun hari minggu, kantin tetep buka karena ada acara itu. Lumayan kan buat penambahan penghasilan buat ibu kantinnya.
“Biasa, bakso sama es rumput laut,” jawabku sambil tersenyum sumringah. Revan mengangguk lalu melangkah kearah ibu kantin untuk memesan makanan. Aku melirik kesekeliling, tampaknya yang ada disini bukan hanya dari sekolahku, namun dari sekolah SMA bangsa juga banyak, menceritakan kejadian-kejadian yang menurut mereka sendiri enak dijadikan bahan obrolan.

Beberapa meter disampingku tampak segerombolan anak-anak pemain bola lainnya sedang berkumpul, aku merasa sedikit risih karena samar-samar mendengar mereka membicarakanku dan Revan yang semakin dekat, bahkan sekarang Revan sudah jarang sekali berkumpul dengan mereka. Tidak mau terlalu ambil pusing, aku meraih hanphone ditangan dan mengetik sebaris kalimat.

‘Gimana? Masih amannya dirimu disitu?’ kemudian aku me sent pesan singkat kenomor Olive, tidak menunggu lama balasan dari Olive membuatku tersennyum sejenak.

‘Kamu pasti nggak akan percaya dengan apa yang barusan terjadi setelah kepergianmu tadi, aku rasa wanita yang bernama Nita itu sudah beneran gila,’ balasan Olive sedikit aku benarkan, Nita memang sedikit gila, terbukti dengan tingkahnya yang masih tetap mengejar David meskipun jelas-jelas pria itu menolaknya.

‘Apa yang terjadi,?’ tanyaku langsung, dan belum sempat balasan Olive masuk, Revan duduk didepanku sambil meletakkan nampan diatas meja. Dua mangkok bakso kosong, segelas es rumput laut dan sebotol air mineral tertata rapi dimeja. Aku tersenyum kearah Revan yang tampak telaten menyediakan makanan kami.

“Sorry ya lama, antre disana. Kantin tampak lebih rame dari pada biasanya,” kata Revan sambil memasukkan kecap kedalam mangkok baksonya.

“Iyya, nggak apa-apa kok. Santai aja, lagian biasalah ini. Namanya juga yang datang dua kali lipat dari biasanya. Hehehe,” balasku sambil tersenyum sambil mengaduk bakso di mangkok yang sudah kutambahkan saos dan kecapnya. Menghindari jauh-jauh sambal cabe hijau yang berada diatas meja. Meskipun aku suka bakso, tapi aku nggak suka pedes.

“Iya, untung kamu nggak ikutan antre. Lagian dari pada ngurusin anak-anak nggak jelas itu, mending makan aja kita disini kan enak. Ntar imbasnya lagi-lagi tuh anak seenaknya aja ngenalin kamu sebagai pacarnya,” keluh Revan sambil mencicipi baksonya tanpa menoleh kearahku, seolah apa yang diucapkannya hanya sambil lalu saja.

Tanpa dia sendiri sadari, aku menatap penuh harap padanya, bukan kah itu artinya dia merasa cemburu?? Namun Revan tidak balas menatapku, perhatiannya masih pada mangkok baksonya sambil menambahkan sambal cabe hijau kedalam mangkoknya, mungkin rasa pedas yang ia rasakan kurang. Sedikit membulatkan mata saat dua sendok penuh sambal dituangkan kedalam mangkoknya, eh busyet dah... itu bakso gimana rasanya. Tapi sepertinya yang diperhatikan tampak cuek bebek aja, karena senyuman sambil menganggukan kepala saat menikmati kuah baksonya. Merasa puas dengan experimen yang baru saja ia ciptakan.

“Kamu nggak makan?,” pertanyaan Revan membuatku menoleh, sepertinya tanpa sadar aku masih melamun tidak jelas, sedikit takjub dengan rasa pedas yang disukai oleh makhluk ini.

“Makan kok, ini masih sedikit panas,” balasku sambil mengaduk-aduk bakso didepanku, Revan masih menikmati bakso dimangkoknya dengan lahap. Sepertinya rasa pedas tidak menjadi penghalang untuk menyelesaikan makannya dengan cepat.

“Gimana sama temen kamu? Bisa nya dia kabur dari dua alien itu?” tanya Revan dengan santai, aku sedikit tersenyum mendengar ucapannya, ternyata ini cowok bisa juga nunjukkin kekesalannya, ku fikir dia akan berlagak sempurna dengan tetap berbicara dewasa.

“Entahlah, masih belum ada kabar,” jawabku sambil melirik hanphone ku yang berada diatas meja, tampak benda itu berkelap-kelip tanda ada pesan masuk, karena sengaja aku men setting nada dering ponselku dengan nada ‘Silent’. Mungkin Olive sudah membalas pesanku tadi, tapi biar sajalah dulu. Aku masih menikmati waktuku bersama pria idamanku ini. Dan Olive pasti mengerti itu.

“Aku harap dia juga bisa kabur dari mereka, kasian Olive sepertinya dia dipaksa masuk dalam perdebatan sang alien nantinya,” keluh Revan, meskipun begitu dari nadanya sama sekali tidak terdengar nada kasian disana, bahkan kalau boleh jujur aku malah mendengar nada geli dalam ucapannya. Seolah ia sendiri melihat adegan lucu dari drama satu babak yang ketiga orang itu perankan.

“Yaahhh aku juga berharap begitu,” ucapku sambil tersenyum.

Love at First Sight


“Jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan David,” Pinta Olive yang membuat ku kaget setengah hidup, Astaga memang nya apa yang terjadi. Bukankah aku sudah menjelaskan semua yang terjadi sebelumnya, dan setelah ia dihadapkan dengan situasi ‘Gila’ itu baru ia akan percaya padaku, ckckckkc...

“Selamat sore juga. Ayo sini masuk saja, duduk saja dimana yang kamu inginkan. Anggap saja kamar sendiri,” balasku tanpa rasa bersalah sedikit pun. Bahkan tanpa menanggapi ucapan gadis itu, setelah pertandingan persahabatan tadi aku sengaja pulang lebih dulu bersama Revan dan meninggalkan Olive bersama ‘Pasangan’ baru nya. Mendengar chat yang tadi ia baca, bahwa gadis itu sepertinya mengalami nasib yang sama seperti dirinya pada awalnya.

“Aku serius Devi, bagaimana bisa ada orang se ‘Gila’ itu... bahkan dia sama sekali tidak mendengarkan ucapanku sama sekali. Dan gadis itu, dia menatapku seolah aku merebut mainan kesayangannya, bahkan dia hampir membunuhku jika aku tidak segera pasang pose polos dan pulang dengan berlari kencang tanpa menoleh lagi,” keluh Devi sambil duduk disampingku yang sedang merebahkan tubuhku dikasur dengan hanphone ditangan.

Tidak mau dianggap nyuekin dia aku, akhirnya menutup handphoneku dan melemparkan sembarangan, rasa penasaranku akan kelanjutan dari komik online yang aku baca sepertinya harus ditunda hingga nanti malam, dan gadis ini harus didengarkan sebelum ia bertindak lebih gila lagi. Akhir-akhir ini sepertinya aku lebih nyaman membaca komik online setelah sebelumnya mengoleksi berbagai drama korea terbaru yang baru di release.

“Jadi apa yang terjadi setelah kepergianku,?” tanyaku akhirnya sambil ikut duduk siap mendengarkan cerita apapun yang akan kudengar dari gadis itu.

“Kamu tau, wanita_Gila_ itu, dia terus menempel pada pria yang_sama_gila_ nya dengan wanita itu. Bahkan wanita itu yang menahan David untuk tidak mengejarku, dan karena tidak ada lagi yang bisa ia lakukan akhirnya ia mendengarkan omelan dari gadis itu. Merasa tidak mau ikut dalam perdebatan orang-orang yang tidak aku kenali, akhirnya aku siap berbalik pergi. Tapi pria itu menahanku dengan kekonyolan yang bahkan aku sampai saat ini tidak pernah berfikir akan itu,” cerita Olive membuatku sedikit mengernyit bingung, apa maksud ucapannya.

“Apakah dia mengatakan kalau sekarang kamu pacarnya? Ah benar-benar tidak kreatif. Dia juga melakukan hal itu padaku, tentu saja gadis itu tidak akan mempercayainya,” keluhku merasa sedikit kesal. Memangnya kenapa dengan pria itu, kenapa ia harus menggunakan orang lain untuk menghindari gadis itu, sama sekali tidak gentle.

“Lebih parah dari itu, kamu tau apa yang terjadi? Pria_Gila_ itu. Dia menahan tanganku dan membalikkannya dengan cepat, sebelum aku sadar apa yang terjadi... dengan tidak sopannya pria itu... diaaa...” aku mendengar nada ucapan Olive sedikit bergetar, apakah dia memang semarah itu, memangnya apa yang pria gila itu lakukan “Menciumku, dan kamu tau. Itu adalah ciuman pertamaku selama aku hidup dimuka bumi ini!” lanjut Olive yang membuatku membulatkan mata karena kaget.

“Apa, kenapa? Pria itu?? Astaga, lalu apa yang terjadi?” tanyaku kaget, bahkan hal ini sama sekali tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam fikiranku, apakah pria itu benar-benar gila atau...

“Kejadiannya begitu cepat, tentu saja aku terdiam karena kaget. Dan sebelum aku sempat tersadar sepenuhnya. David mengatakan pada gadis itu untuk tidak mengganggunya lagi. Dan tatapan membunuh dari gadis itu membuatku tidak bisa berfikir jernih, bahkan aku malu sekali. Tanpa sepatah katapun aku berlari sekencang yang aku bisa, tanpa mendengarkan panggilan David sama sekali, aku segera berlari kesini. Huhuhuhu....” tanpa diduga Olive langsung menangis kencang didalam pelukanku, membuat kemarahanku memuncak dengan cepat. Dasar pria cabul, psyko, sarap, edan, gendeng! Umpatku dalam hati, berani-beraninya dia melakukan hal itu pada sahabatku.

Tidak akan aku maafkan!

Bersambung....

Gaje kah? Ga jelas banget kan yaahhh... Ehehehhe sepertinya ke eror an admin sudah merambat dalam dunia khayalan ini. Next semoga bisa diperbaiki... ketemu di cepen selanjutnya saja yaaa.... Love at first sight part 11

Detail cerpen Love at First Sighn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar